Pada November Yang Basah
Oleh : Ahmad farid (penggiat sastra dan literasi purwakarta)
Selain hidup
Tak ada apapun di dalam
hujan atau puisi
Tak ada apapun di dalam
hujan atau puisi
Dari sebuah bukaan jendela
Padang hujan membentang
Aroma tanah menguar
Hawa sejuk menyerbu wajahmu
Padang hujan membentang
Aroma tanah menguar
Hawa sejuk menyerbu wajahmu
Pelan-pelan hujan menjelma lagu
Jentik-jentik air mericik
Memainkan lapis-lapis intim
Dari bunyian-bunyian hidup
: Agung dan Rahasia
Memainkan lapis-lapis intim
Dari bunyian-bunyian hidup
: Agung dan Rahasia
Selain hidup
Tak ada apa pun di dalam
hujan atau puisi
Tak ada apa pun di dalam
hujan atau puisi
Tak perlu Juni untuk menanti hujan
Tak butuh hujan, untuk menghapus
Jejak-jejak kecemasanku
Tak butuh hujan, untuk menghapus
Jejak-jejak kecemasanku
Waktu telah mencatat untukmu
sebuah puisi
sebuah puisi
Aku menyukaimu,
Semesti bunyi pada lagu
Semisal hujan pada musim
Seperti aku pada hidup
Semesti bunyi pada lagu
Semisal hujan pada musim
Seperti aku pada hidup
Selain hidup
Tak ada apa pun di dalam
hujan atau puisi
Tak ada apa pun di dalam
hujan atau puisi
Hujan berlalu, kuncup-kuncup bunga
membuka, jari-jari rumput berselimut air
membuka, jari-jari rumput berselimut air
Memandangmu seperti berpapas
paras hujan. Dari bunga matamu
harapku membuka
: Deras dan Luas
paras hujan. Dari bunga matamu
harapku membuka
: Deras dan Luas
Purwakarta, 2014
0 komentar:
Posting Komentar