OLEH : HADI IBNU SABILILLAH
Kopi kurang manis
“Ada kekurangan pada
secangkir kopi waktu itu, pada rasa yang berbeda, pada suasana yang tak
rela,pada hujan yang tak reda, sedetikpun melupakan kemanisan senyumnya”
Kegembiraan selalu datang di
sela-sela waktu yang tidak bisa diketahui, begitupun sama dengan kesedihan, Ada
yang berbeda dari hari hari biasanya dan ada yang berbeda di prasa dan rasa
sebelumnnya, wanita yang kusebut ukhty itu benar-benar menghilang tanpa kabar,
meninggalkan kerinduan yang hidup dalam jejak jejak langkahnya ditempat yang
pernah dia singgahi,aku tidak sadar senja sore itu telah kembali membawaku
tersesat didalam ruang kerinduan, Aahhh....
bodoh !!!, pantas saja sore ini semuanya serasa berubah dan berbeda, ternyata kopi
sore itu kurang manis. Tidak manis dengan seduhan kopi kopi sebelumnya, aku
kembali diam dan termenung kembali kepada ingatan masa lampau, aku mendengar
dia memanggilku dan membisikan pesan pesan yang pernah aku tangkap oleh telinga ku, “A hadi, tetaplah menjadi diri sendiri, sederhana,dan apa adanya. namun
ketika aku membuka mata, itu hanya rindu
rindu yang berwujud kesunyian, rasanya aku seperti di permainkan oleh malam, di
koyak koyak oleh sunyi yang dendam kepadaku.
Ada rindu di dinding dinding
kamarku
“Ada diantara yang tiada menjelma hawa.
Laki laki, jujur saja seperti tercambuk dan tersiksa
Malam malam ku adalah malam malamnya
Ada rindu di dinding dinding kamarku, tentang mu.
Hawa , hawa, hawa, dan adam.
Itu yang pernah diucapkan oleh sang baginda
Hawa, hiduplah kau dengan tulang rusuk ku.
Bersenandung hidup bersamaku, menebus rindu kekusaannya.
Hawa, ada rindu di dinding dinding kamarku tentangmu
Rindu yang bertuliskan sajak dan puisi untukmu
Rindu yang berbentuk do’a harap untukmu
Dan rindu atas nama, aku lalala padamu.
Tidak terasa waktu menunjukan jam
01:26 Wib, malam semakin berlarut jiwa ku semakin nyata berdiskusi dengan suara
detik-detik jam dinding yang terpasang dikamarku, bernyanyi riang bersama suara
suara jangkring tengah malam, aku bertanya kepada semesta, apakah ini adalah
kerinduan? Yang banyak orang orang bincangkan, merindukan peristiwa-peristiwa
hdup yang telah terjadi, merindukan yang telah tiada, merindukan waktu waktu yang tidak bisa di
ulang kembali? Apakah rindu sebuah peristiwa yang membahagiakan seseorang, atau
sebaliknya?, menyedihkan dan membuat orang itu tersesat didalam kehidupan ruang
yang selalu tentang hal-hal yang dirindukannya itu?, angin menyapa telingaku,
seperti ada sesuatu yang akan di sampaikan oleh semesta kepadaku, aku diam, dan
termenung lagi mensiasati gerak gerik
semesta. Seketika aku diam, pikiranku menangkap sebuah pernyataan yang begitu
susah untuk aku definisikan. Mungkin ini jawaban dari semesta“Rindu itu seperti kabut, ketika jauh terlihat
amat tebal segumpalan putihnya, namun ketika sudah kau dekati kabut itu akan
menghilang”, yaaaps.!!! Menuurutku rindu-rindu yang digemari oleh para
pecandu, seperti waktu waktu yang sudah aku lewati pada waktu lalu, tak sabar
ingin berjumpa dengan gadis itu, namun ketika berjumpa dengan nya, semua
memudar bergantian dari rindu rindu menjadi obrolan obrolan yang kaku.
Waktu adalah hati dari sebuah
peristiwa, yang aku ingat ketika aku
menikmati sebuah peristiwa yang terjadi adalah waktunya, seperti ketika aku
menikmati secangkir kopi ini, yang aku ingat adalah kamu (Ukhty), serbuk serbuk
hitam yang menjadi cairan hangat dengan
rasa ke khasanya ini membawaku kepuncak ketenangan, ini adalah penawar, obat
obat disaat aku merindu berat. Sebelum aku terlelap dan hidup kembali di alam
alam mimpi, semesta berpesan kepadaku melalui daun daun pohon yang jatuh
berterbangan di hempas angin, “Tetap jaga
pohon pohon ku” sebaliknya aku berpesan kepada semesta di sepi malam ini ,
“tetap jaga udara udara ku,aku hidup menikmati
cantik dan fana mu dengan udara dan udara pula yang membuat aku cepat menua”.
Kemarau
Kemarau
Rindu rindu terbang mencari telaga perjumpaan
Kemarau
Hiuk piuk nyanyian nyanyian sunyi merdu di bawakan
segerombolan angin malam
Kemarau
Manusia manusia meninggal dengan perlahan, diatas
gurun kegelisahan dampak kekemarauan rindu panjang
Kemarau
musim panjang seperti waktu waktu yang sudah
terlewat
Dengan penuh harap yang diselimuti doa doa manusia berhati
suci.
Kemarauku kini panjang, seperti
rindu rindu yang terkekang
0 komentar:
Posting Komentar