OLEH : Muhammad Kiki Lutfi
Hening. Seperti tidak ada kehidupan, hanya saja jarum jam dinding itu yang masih dan terus berputar. Selebihnya, terdiam kaku.
Pernah aku rasakan kebahagiaan itu dalam kenyataan. Tetapi waktu, membawaku pergi dan berlalu dari kebahagiaan itu.
Dulu memilikimu adalah sebuah kenyataan. Namun kini, memilikimu hanyalah sebuah khayalan. Aku sadari, kepergianmu karena aku. Karena kebodohanku dalam menjaga hati dan perasaanmu. Seringkali aku membuatmu menunggu, karena dengan sengaja seharian aku tidak mengabarimu. Seringkali aku membuat harimu tidak menyenangkan, karena dengan sengaja aku tidak menepati janji. Dan seringkali aku membuat air matamu berjatuhan, karena dengan sengaja aku menggandeng perempuan lain dihadapanmu.
Kala itu, aku mengnganggap bahwa kamu akan terus bertahan untukku. Karena yang aku tahu kamu sangat mencintaiku. Tetapi ternyata aku salah menduga, bahwa cinta yang besar pun akan pudar dan hilang, jika cinta itu tidak dihargai.
Setelah kepergianmu, hari hari yang aku lewati terasa sepi. Tidak ada lagi pesan singkat bernada kekhawatiran yang mendarat ke ponselku, tidak ada lagi celotehan amarah yang berebutan masuk ke telingaku, dan tidak ada lagi penyesalan dalam hati saat aku tahu bahwa kamu cemburu.
Bagiku kepergianmu adalah sebuah tamparan yang menyadarkanku. Menyadarkan aku bahwa hati bukan untuk disakiti, dan terlebih adalah bahwa cinta untuk dijaga.
Kamis, 14 September 2017.
0 komentar:
Posting Komentar